h
1. Pengertian Profit
Profit disebut juga laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari pendapatan perusahaan setelah dikurangi dari biaya produksinya. Profit terdiri dari Profit kotor dan Profit bersih. Profit juga dapat didefinisikan secara ekonomi dan akuntansi. Secara ekonomi , profit merupakan selisih antara pendapatan dengan total biaya implisit maupun biaya eksplisit.
Biaya implisit adalah biaya saat perusahaan memilih untuk menggunakan faktor dari beberapa produksi. Sedangkan biaya eksplisit merupakan biaya yang digunakan oleh perusahaan diluar produksinya. Dalam akuntansi, profit diartikan sebagai selisih dari harga penjualan dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Profit adalah elemen yang paling disorot dari perusahaan karena menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dalam teori akuntansi sampai saat ini belum ditentukan hasil maksimal dalam pemaknaan, dan penghitungan profit. Maka dari itu pembahasan tentang profit dibagi menjadi tiga bagian yaitu semantik, sintaktik, dan pragmatic.
2. Jenis Jenis Profit
Dalam dunia bisnis, setidaknya dikenal tiga jenis profit atau laba, yaitu profit kotor, profit usaha atau operasional, dan profit bersih. Ketiga indikator profit tersebut biasanya ditemukan di laporan untung/rugi sebuah perusahaan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut.
-
Profit kotor
Profit kotor merujuk kepada penjualan dikurangi harga pokok penjualan (HPP). Sebagai misal, jika perusahaan A membukukan penjualan Rp100.000, dan HPP mencapai Rp60.000. Itu berarti laba kotor perusahaan tersebut mencapai Rp40.000, atau Rp100.000 dikurangi dengan Rp60.000.
-
Profit usaha/operasional
Profit operasional dihitung dengan menghilangkan biaya operasional dan biaya tidak operasional serta biaya akuntansi seperti depresiasi dan amortisasi. Profit operasional ini juga bisa disebut dengan keuntungan sebelum dikenakan bunga dan pajak.
-
Profit bersih
Profit bersih merupakan indikator terakhir dalam pelaporan untung/rugi. Karenanya, tak heran indikator tersebut kerap disebut dengan bottom line. Secara sederhana, profit bersih merupakan keuntungan usaha atau operasional setelah dikurangi biaya bunga dan pajak.
Tiap perusahaan umumnya memiliki sejumlah tujuan setelah mendapatkan profit bersih. Contohnya seperti, keuntungan bersih ini bisa saja dijadikan sebagai kas untuk menunjang operasional atau, perusahaan bisa menggunakannya untuk melunasi hutang, membayar dividen ke pemegang saham, dan juga menginvestasikan kembali dalam bisnis.
3. Simulasi perhitungan profit
- Profit kotor
Perusahaan x memiliki Rp200.000.000 dalam penjualan dan COGS (Cost Of Good Sold) sebesar Rp120.000.000, hal tersebut menunjukan profit kotornya adalah Rp80.000.000 .
Profit kotor tersebut didapatkan dari total penjualan dikurangi COGS, sehingga Rp200.000.000 – Rp120.000.000 menghasilkan Rp80.000.000. Untuk menghitung margin dari profit kotor yaitu dengan membagi profit kotor dengan nilai penjualan.
Margin profit kotor = (Rp80.000.000 / Rp200.000.000) x 100% = 40%
- Profit operasional
Perusahaan x memiliki Rp30.000.000 untuk biaya operasionalnya. Sehingga laba bersih dapat dihitung dari laba kotor dikurangi biaya operasional.
Rp80.000.000 – Rp30.000.000 = Rp50.000.000
Profit operasionalnya adalah Rp50.000.000 . Untuk menghitung margin dari profit operasional dibagi profit operasional dengan nilai penjualan.
Margin profit operasional = (Rp50.000.000 / Rp200.000.000) x 100% = 25%
- Profit bersih
Perusahaan X memiliki bunga hutang Rp10.000.000 dan pajak senilai Rp10.000.000. Profit bersih dihitung dengan cara mengurangkan kedua biaya tersebut dari profit operasional
profit bersih = Rp50.000.000 – Rp20.000.000 (bunga hutang + pajak) = Rp30.000.000
Margin profit bersih merupakan pembagian dari profit bersih dengan profit penjualan
Margin profit bersih = (Rp30.000.000 / Rp200.000.000) x 100% = 15%